Biarlah orang-orang tenggelam dalam gegap gempitanya SeaGames , kali ini saya mau berbagi info yang bersangkutan dengan judul di atas , yaitu tentang "embun racun" , mungkin sobat yang membaca judulnya bertanya-tanya , "apa maksud dari embun racun tersebut?"
Baiklah maksud dari judul tersebut sebenarnya hanya sebuah judul yang memang berkaitan dengan info utamanya yaitu kawasan dataran tinggi Dieng . Di kawasan tersebutr memang ada yang namanya embun beracun itu istilah penduduk sekitar kawasan tersebut , penduduk yang berbahasa jawa di sekitar Dieng menyebutnya "bun upas" . embun tersebut memang berakibat buruk terhadap tanaman pertanian penduduk.
embun beeracun di sekitar Dieng di akibatkan dinginnya kawasan yang pada siang hari mencapai 15—20 °C , dan pada malam hari di musim kemarau suhu bisa menurun hingga di bawah 0°C. Dari sinilah terbentuknya embun beku yang di sebut "embun racun".
Tetapi di balik cerita buruknya embun racun , Dieng adalah suatu kawasan dataran tinggi di bagian selatan pulau Jawa (Jawa Tengah) yang memiliki keindahan alam terindah di Asia , setelah Nepal.
Terletak di ketinggian 2000meter dpl , Dieng termasuk wilayah subur dengan aneka ragam hasil pertanian warga , yang rmasuk dalam wilayah Kabupaten Banjar Negara dan Kabupaten Wonosobo.
Di samping terdapat banyak kepundan kawah hingga di juluki Gunung api raksasa , Dieng juga memiliki warisan budaya hindu , berupa komplek candi , terutama candi Arjuna yang paling di kenal oleh masyarakat sekitar ataupun pengunjung wisata . Dengan adanya candi-candi ini , memberikan nuansa lain pada keindahan alam Dieng . Relief dan prasasti di komplek candi membuat komplek candi merupakan paling misterius di Asia.
Dengan suhu yang cukup dingin untuk ukuran Indonesia menjadikan masyarakat sekitar berpakaian unik di banding wilayah Indonesia yang lain . Dan yang lebih menambah keunikan kawasan Dieng adalah "rambut gimbal" .
Nama Dieng sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "di" yang berarti tempat, dan "hyang" yang berarti dewa pencipta. Secara keseluruhan Dieng dapat diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, aura mistis dan berbagai mitos masih sangat kental terasa dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah fenomena anak gimbal ini. Anak gimbal Dieng terlahir normal, sama dengan anak-anak yang lainnya. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah gimbal dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara ilmiah belum membuahkan hasil.Warga Dieng percaya bahwa mereka ini adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng dan ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gimbal ini. Gimbal bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini.
Dieng cerita yang tak pernah habis , keindahan dan misteri menyatu di dinginnya cuaca di puncak Jawa yang jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan Dieng selalu terjaga keaslian dan kesucian para sanghyang leluhur Dieng .
berikut bebearapa kawasan wisata yang terdapat di komplek Dieng :
untuk info lebih rinci
Baiklah maksud dari judul tersebut sebenarnya hanya sebuah judul yang memang berkaitan dengan info utamanya yaitu kawasan dataran tinggi Dieng . Di kawasan tersebutr memang ada yang namanya embun beracun itu istilah penduduk sekitar kawasan tersebut , penduduk yang berbahasa jawa di sekitar Dieng menyebutnya "bun upas" . embun tersebut memang berakibat buruk terhadap tanaman pertanian penduduk.
embun beeracun di sekitar Dieng di akibatkan dinginnya kawasan yang pada siang hari mencapai 15—20 °C , dan pada malam hari di musim kemarau suhu bisa menurun hingga di bawah 0°C. Dari sinilah terbentuknya embun beku yang di sebut "embun racun".
Tetapi di balik cerita buruknya embun racun , Dieng adalah suatu kawasan dataran tinggi di bagian selatan pulau Jawa (Jawa Tengah) yang memiliki keindahan alam terindah di Asia , setelah Nepal.
Terletak di ketinggian 2000meter dpl , Dieng termasuk wilayah subur dengan aneka ragam hasil pertanian warga , yang rmasuk dalam wilayah Kabupaten Banjar Negara dan Kabupaten Wonosobo.
Di samping terdapat banyak kepundan kawah hingga di juluki Gunung api raksasa , Dieng juga memiliki warisan budaya hindu , berupa komplek candi , terutama candi Arjuna yang paling di kenal oleh masyarakat sekitar ataupun pengunjung wisata . Dengan adanya candi-candi ini , memberikan nuansa lain pada keindahan alam Dieng . Relief dan prasasti di komplek candi membuat komplek candi merupakan paling misterius di Asia.
Dengan suhu yang cukup dingin untuk ukuran Indonesia menjadikan masyarakat sekitar berpakaian unik di banding wilayah Indonesia yang lain . Dan yang lebih menambah keunikan kawasan Dieng adalah "rambut gimbal" .
Nama Dieng sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "di" yang berarti tempat, dan "hyang" yang berarti dewa pencipta. Secara keseluruhan Dieng dapat diartikan sebagai tempat bersemayamnya para dewa.
Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, aura mistis dan berbagai mitos masih sangat kental terasa dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah fenomena anak gimbal ini. Anak gimbal Dieng terlahir normal, sama dengan anak-anak yang lainnya. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah gimbal dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara ilmiah belum membuahkan hasil.Warga Dieng percaya bahwa mereka ini adalah keturunan dari pepunden atau leluhur pendiri Dieng dan ada makhluk gaib yang "menghuni" dan "menjaga" rambut gimbal ini. Gimbal bukanlah genetik yang bisa diwariskan secara turun temurun. Dengan kata lain, tidak ada seorangpun yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini.
Dieng cerita yang tak pernah habis , keindahan dan misteri menyatu di dinginnya cuaca di puncak Jawa yang jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan Dieng selalu terjaga keaslian dan kesucian para sanghyang leluhur Dieng .
berikut bebearapa kawasan wisata yang terdapat di komplek Dieng :
- Telaga: Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung, Telaga Pengilon, Telaga Merdada.
- Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.
- Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.
- Gua: Gua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.
- Sumur Jalatunda.
- Dieng Volcanic Theater, teater untuk melihat film tentang kegunungapian di Dieng.
- Museum Dieng Kailasa, menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film (saat ini tentang arkeologi Dieng), panggung terbuka di atas atap museum, serta restoran.
- Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan Tuk Bima Lukar .
untuk info lebih rinci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar